đŽ Kita Berpuasa Karena Takut Kepada Orang Tua
DemikianlahAllah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur. Dari ayat tersebut bisa kita ambil beberapa ketentuan hukum antara lain: 1. Tidak semua pelanggaran atas sumpah itu diancam dengan hukuman. Karena ada jenis sumpah tertentu yang dinilai oleh Allah SWT sebagai sumpah yang main-main saja. 2.
Sangatdisayangkan bila puasa ramadhan yang dikerjakan tidak diterima Allah. Mengapa Allah tidak menerima puasa ramadhan seorang muslim, diantaranya kita berpuasa bukan karena Allah melainkan karena unsur riya. Apa pengertian riya dalam Islam, yaitu beribadah ingin dipuji dan dipuja orang. Pujian dari orang tentu kita dapatkan, tetapi kebaikan dari Allah belum tentu diperoleh. Dikisahkan tiga
Kondisiketiga, apabila tetap berpuasa akan menyusahkan dirinya bahkan bisa mengantarkan pada kematian. Untuk kondisi ini diharamkan untuk berpuasa. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala (yang artinya), "Dan janganlah kamu membunuh dirimu." (QS. An Nisa': 29) 2. Orang yang bersafar. Ketika sulit berpuasa Musafir yang melakukan
Ciripertama seseorang memiliki khodam biasanya hidupnya memiliki karisma tersendiri. Jenis yang pertama adalah khodam yang. Sulit Dipercaya Ajian Sakti Asli Indonesia Pemilik Ajian Pancasona Tidak semua orang memang memiliki khodam ini meskipun orang tersebut memiliki benda-benda bertuah. Ciri orang yang memiliki khodam leluhur. Sebab sejauh ini kita baik kepada orang tersebut tidak ada yang
Sayapernah menjadi pedagang, rata-rata orang sering nawar (ya, para pembeli barang /jasa memiliki hobi tawar menawar), saya tidak pernah menolak diskon yang diminta, tapi saya lebihin harga barang nya. Misalkan harga barang 10 ribu, saya naikin 12 ribu. Orang nawar 10 ribu ya saya kasih. Sony Mawas.
Karenasasaran dasar dari pendidikan anak-anak kita ialah agar mereka hidup sesuai dengan prinsip-prinsip hikmat Allah , mengajar mereka untuk takut kepada Tuhan merupakan langkah pertama yang penting sekali (lih. art.ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK). 3) Takut akan Tuhan mempunyai efek yang menyucikan pada umat Allah.
JagaMulut Kita Selama Berpuasa Ahmad Niam Syukri Jumat, 15 April 2022 | 17:00 WIB Masih teriang wejangan orang tua kuno kepada anak-anak kala itu, "kalau kamu sedang berpuasa, jangan sampai mulutmu menyakiti orang lain. Kalau itu terjadi, tapuklah mulutmu sendiri".
Barangsiapameninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya." (HR. Hakim) berdzikir dan berpuasa insyaAllah bisa menahan hawa nafsu diri. Melalui Orang Tua; Selain teman, kita juga bisa meminta bantuan orang tua untuk mendatangi keluarga dari wanita yang kita sukai. Nantinya
Sehinggakita sebagai orang tua akan sulit pula untuk membuat mereka merasakan nikmatnya berpuasa. Pertanyaan sebenarnya adalah, "Apa yang membuat seorang anak berminat untuk berpuasa?". Saya membayangkan betapa bahagianya orang-tua tersebut karena mempunyai nenek moyang mempunyai kepedulian untuk memberi warisan mereka takut kepada
2JHvx. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 59 B. Mengapa Harus Khawatir dan Putus Asa? Sebelum membahas hal ini, mari kita menyanyikan Pelengkap Kidung Jemaat no 241 Tak Ku Tahu Kan Hari Esok. Lagu ini menunjukkan bagaimana seharusnya sikap hidup orang yang percaya walau pun masa depan tidak terlalu jelas, tapi keyakinan bahwa Tuhan akan tetap memimpin dan membawa kita ke tempat yang disiapkan-Nya menjadi modal untuk tetap menjalani kehidupan ini. Tak ku tahu kan hari esok, namun langkahku tegap. Bukan surya kuharapkan, karâna surya kan lenyap. O tiada ku gelisah, akan masa menjelang; ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang. Ref Banyak hal tak ku fahami dalam masa menjelang Tapi târang bagiku ini Tangan Tuhan yang pegang. Mintalah peserta didik menyanyikan lagu ini dan menghayati kata- katanya. Apa pesan utama yang disampaikan oleh lagu ini? Apakah pesan ini cocok untuk tiap peserta didik? Mengapa mereka merasa demikian? Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu keadaan dimana seseorang tidak memiliki harapan. Sejak beberapa tahun terakhir ini kita semakin sering membaca atau mendengar berita tentang orang yang bunuh diri karena merasa tidak mampu melanjutkan hidup. Perhatikan bahwa kata merasa dicetak miring, dan tambahan pada kata merasa ini membuat makna kalimat berbeda dibandingkan dengan tanpa tambahan kata merasa. Artinya, belum tentu orang tersebut betul-betul tidak mampu, mungkin ia hanya merasa bahwa ia tidak mampu, padahal kemampuan untuk bertahan hidup masih ada padanya. Diunduh dari http 60 Buku Guru Kelas VIII SMP Wujud ketidakmampuan bisa beragam, misalnya, karena tidak mampu membayar hutang, tidak mampu membeli makanan untuk anak, tidak mampu membeli obat untuk menyembuhkan penyakit. Majalah Gatra edisi 29 Agustus 2003 menceritakan tentang kisah pilu Heriyanto yang mencoba bunuh diri karena ibunya tidak sanggup memberikan Rp. untuk membayar kegiatan ekstra kurikuler. Pada saat itu, ia baru berumur 12 tahun, masih sangat muda untuk mengerti bahwa tidak bisa membayar kegiatan ekstra-kurikuler tidaklah sama dengan harus mengakhiri hidup. Untung niat ini tidak tercapai walaupun ia sempat dalam perawatan intensif di rumah sakit dan mengalami cacat mental karena ketiadaan sementara aliran zat asam ke otaknya akibat jerat kuat tali di lehernya. Bunuh diri bisa terjadi pada seseorang yang tidak melihat bahwa hidupnya berarti sehingga ia tidak lagi melihat ada gunanya untuk melanjutkan hidup. Apakah dapat dibenarkan, bila kita putus asa untuk melanjutkan kehidupan dan memilih bunuh diri? Apakah memang kita berhak untuk mengakhiri hidup ini? Padahal bukan kita yang memberikan kehidupan dan karena itu mengakhiri kehidupan juga bukanlah hak kita. Suatu pesan yang indah tentang bagaimana menghadapi hidup disampaikan oleh Tuhan Yesus seperti yang diceritakan di dalam Injil Matius 6 25-34. Mari kita baca pesan Tuhan Yesus ini. âKarena itu Aku berkata kepadamu Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa Diunduh dari http Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 61 kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.â Paling sedikit ada tiga pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus disini. Pertama, bahwa kita tidak perlu kuatir untuk makan, minum, dan pakaian sebagai hal yang penting dalam hidup ini. Pemeliharaan Tuhan untuk kita jauh melebihi pemeliharaan Tuhan untuk burung yang tetap hidup karena makanan yang disediakan- Nya. Lihatlah juga pemeliharaan Allah terhadap bunga bakung yang indah. Ini semua menunjukkan bahwa Allah sungguh sangat memperhatikan kehidupan ciptaan-Nya. Salomo, yaitu raja Israel yang paling kaya dibandingkan dengan raja-raja lainnya, tentunya memiliki kemampuan untuk memakai baju yang maha indah. Namun, keindahan baju Salomo tidaklah sebanding dengan keindahan bunga bakung. Padahal, apalah artinya bunga bakung yang hanya disamakan dengan rumput, karena begitu hari berganti, keindahannya pun tidak ada lagi. Kekuatiran akan kecukupan makanan, minuman, dan pakaian dimiliki oleh mereka yang tidak mengenal Allah. Tetapi, mereka yang menjadi anak-anak-Nya tidak perlu memiliki kekuatiran akan hal-hal ini. Mengapa demikian? Karena rahasia keberhasilan menjalani hidup ini ada pada pesan Tuhan Yesus yang kedua. Apa pesan-Nya? Pesan-Nya adalah bahwa yang utama dalam menjalani kehidupan ini adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Artinya, ketika kita mengutamakan untuk mengenal Allah, karya-karya-Nya, janji-janji-Nya, maka kita akan terpesona terhadap Allah yang sungguh sangat mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Kekuatiran yang kita miliki tidaklah sebanding dengan apa yang Allah sanggup berikan kepada kita. Kekuatiran kita tidaklah sanggup membuat kita menjalani hidup dengan nyaman, malahan justru dengan penuh rasa was-was dan ketakutan karena tidak adanya jaminan akan sesuatu yang baik yang akan kita peroleh. Sumber http Gambar Burung sedang mengerumuni makanan Diunduh dari http 62 Buku Guru Kelas VIII SMP Oleh sebab itu, pesan Tuhan Yesus yang ketiga adalah, â...janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.â Matius 6 34a Nah, apakah kita bisa menerima pesan Tuhan Yesus yang ketiga ini? Bila kita melihat di sekitar kita, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manusia hidup dengan penuh kekuatiran. Ada orang yang memilih untuk bekerja dengan sangat keras karena ingin mengumpulkan uang sebanyak- banyaknya demi masa depannya dan keluarganya. Bekerja keras artinya tanpa mengindahkan kesehatan dan makan teratur serta istirahat yang cukup. Gaya hidup seperti ini ternyata malah merusak kesehatan sehingga akibatnya, pada saat ia mencapai usia sekitar 40 tahun, ia menderita penyakit jantung, atau diabetes, dan sebagainya. Padahal, menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, makan secara teratur dan ber gizi adalah penting untuk kelangsungan hidup yang baik. Tidak ada gunanya kita bekerja dengan sangat keras tanpa mengindahkan istirahat dan makanan yang memiliki asupan gizi seimbang bila ternyata kita meninggal dalam usia relatif muda akibat penyakit yang kita derita Bila Tuhan Yesus tidak ingin kita kuatir, Ia juga tentunya tidak ingin kita putus asa. Apalagi bila membunuh diri saking putus asanya. Harusnya, setiap orang percaya memiliki prinsip seperti tertera dalam Mazmur 146 5 âBerbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya.â Kita bisa menjadi putus asa karena mengandalkan pada kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang lain, padahal, kekuatan diri sendiri atau pun kekuatan orang lain ada batasnya. Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Hal yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama. 2. Allah pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung mengenai apa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, Gambar Seorang remaja pria memegang secarik kertas Diunduh dari http Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 63 ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini kepada murid- murid-Nya âAdakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak- anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.â Matius 7 9 -11 3. Kita harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 7 7-8. âMintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.â Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan kita, bukan? C. Penjelasan Kegiatan Pembelajaran dalam Tiap Langkah
Efesus 61. -Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah ayahmu dan ibumu â ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi Efesus 61-3PendahuluanPembahasan mengenai Efesus 61-3 ini menggambarkan bahwa, orang-orang pada zaman tersebut juga hidup didalam aturan yang dibuat pemerintahan Romawi, mereka pada zaman itu merasa hidup mereka tidak bebas, sehingga Rasul paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Efesus supaya mereka hidup sesuai dengan jalan Kristus, mereka hidup benar dihadapan Tuhan, walalupun banyak tekanan yang mewajibkan mereka melakukan demikian, tetapi Paulus tetap menasehati mereka terus-menerus supaya mereka tetap hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, salah satunya tentang hubungan orangtua dengan Kata Taat dalam Efesus 61Kata taatilah orang tuamu didalam Tuhan Taatilah dalam beberapa bahasa ungkapan dapat diterjemahkan sebagai Turutilah Perintah, atau patuhilah kata-kata, atau seperti dalam bahasa Yunaninya, dengarkanlah. Dan ini merupakan istilah yang lebih kuat daripada tunduklah yang dikemukakan sebagai tugas seorang istri. Didalam Tuhan. âLingkungan dimana hal ini harus terwujud, yaitu suatu ketaatan Kristiani yang digenapi dalam hubungan dengan Kristusâ. Dalam beberapa bahasa , seluruh ungkapan ini dapat diungkapkan menjadi Taatilah orangtuamu karena kamu adalah milik Tuhan, atau Patuhilah perintah orangtuamu dalam peresekutuan yang akrab dengan Kristus. Kita juga dapat menarik kesimpulan lagi yaitu, sebagai pengikut Kristus, taatilah orangtua kalian, atau dalam BIMK, sebagai orang percaya dengarlah orangtua kalian.âKarna haruslah demikianâ , ungkapan ini nampaknya digunakan untuk menegaskan perintah atau nasehat tadi, dapat disimpulan kata ini berarti, karena itulah yang memang harus kalian ini ditunjukan sebagai prinsip abadi AllahMatthew Hanry menuliskankan bahwa, taat itu merupakan tugas anak-anak kepada orangtua mereka. Merupakan rasa takut kepada Tuhan. Tugas besar anak-anak adalah untuk mematuhi orang tua mereka ayat 1, orang tua menjadi alat keberadaan mereka, Tuhan dan alam yang telah memberi mereka wewenang untuk memerintah, dengan tunduk kepada Allah; dan, jika anak-anak akan patuh kepada orang tua mereka yang saleh, mereka akan berada dalam cara yang adil untuk menjadi saleh sebagaimana adanya. Ketaatan yang dituntut Tuhan dari anak-anak mereka, atas nama mereka, mencakup penghormatan batin, serta ekspresi dan tindakan lahiriah. Kita tidak boleh tidak taat kepada Bapa surgawi kita dalam kepatuhan kepada orang tua duniawi; karena kewajiban kita kepada Allah adalah prioritas dan lebih tinggi dari semua orang menegaskan bahwa taat yang dalam teks Efesus 61-3 adalah taat yang di lakukan secara berkesinambungan artinya anak-anak yang masih kecil atau menginjak usia dewasa tetap wajib mentaati orangtua mereka selama orangtua hidup. Karena kedudukan orangtua patut diindahkan. Dan bagi Paulus perintah ini mengartikan ketaatan anak adalah kewajinan Kristiani, pada hukum dan Alkitab. Dengan perkataan lain, kewajiban itu wajar dan tertulis. Hati nurani dan dasar kewajaran itu diperkuat lagi dengan tradisi zaman baru dan Injil yang berkata, hai anak-anak taatilah orangtuamu â di dalam Tuhanâ, yaitu Tuhan Kata Hormat Dalam Efesus 62Dalam beberapa bahasa, Hormatilah Ayah dan ibumu bisa diungkapkan menjadi, kalian harus menganggap penting ayah dan ibu kalian masing-masing atau kalian harus menghargai dengan sungguh-sungguh ayah dan ibu hormat, honour ayat 2, berasal dari akar kata menghormati, atau mengakui kedudukan. Seperti yang di jelaskan Wiersbe Commentary bahwa kata hormat merupakan perintah bagi anak-anak untuk terus menghormati orang tua mereka, dan menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan karenanya dianggap berharga, dihargai, dihargai atau dihormati. Untuk menunjukkan rasa hormat kepada seseorang adalah mengenali nilainya sebagai seseorang, Kata Hormatilah atau hormat di dalam Perjanjian Baru banyak digunakan misalnya di Matius 279b. Markus 279a. - hormat, Matius 154, 8; Markus 76; 1019; J 523; Efesus 62; 1 Timotius 53; 1 Petrus 217. Sangat menarik bahwa Paulus menegaskan hal ini langsung kepada anak-anak dalam keluarga juga hadir ketika ibadah berlangsung, dan mendengarkan Paulus saat ia menyampaikan perintah ini dan sifatnya berlangsung terus-menerus. Gaebelein menulis To honor ὡΟι is more than obey. It is to respect and esteem. Obedience on the part of children consist in listening to the advice given by parents hypakoute. Artinya menghormati sama kedudukannya dengan taat, tetapi hormat mengarah kepada soal tanggung jawab dan menghargai. Dan ketaatan merupakan bagian seorang anak mendengarkan masukan atau saran dari orang tua. Jadi menghormati orangtua merupakan suatu perintah dan kewajiban dari seorang anak terhadap orangtua secara terus menerus. Penghormatan sejajar dengan ketaatan, yaitu menghargai dan mengasihi mereka. Tindakan taat dilanjutkan dengan tindakan hormat kepada orangtua. Hal ini berlangsung terus menerus selama anak memiliki orangtua orangtua masih hidup dan tindakan ini juga bisa ditujukan kepada orang yang lebih tua seperti para pendidik mereka di gereja, di sekolah atau dalam masyarakat. Perintah utama untuk menghormati orang tua diberikan dengan disertai janji yaitu menjadi berhasil dan berumur panjang di Kata Janji dalam Efesus 6 3Kata janji dalam teks ini menurut Detzler Bible Knowledge Commnetary dijelaskan bahwa ini adalah perintah pertama dengan sebuah janji. Bagi Paulus, untuk konteks ini perintah itu harus menjadi perintah utama. Paulus mendasari hukum taurat bagian kedua khususnya hukum kelima menjadi perintah paling utama untuk anak-anak. Ini adalah "pertama" dalam arti "perintah utama," yaitu, yang paling penting bagi anak-anak dan itu juga memiliki janji. Di mana Paulus menggabungkan kewajiban anak untuk menaati orangtua dengan kewajiban terhadap Allah. Janji bagi mereka yang mematuhi orangtua mereka adalah bahwa mereka menikmati kehidupan yang sejahtera dan umur panjang di bumi. Ini menyatakan prinsip bahwa ketaatan memupuk disiplin diri, yang pada gilirannya membawa stabilitas dan umur panjang dalam kehidupan seseorang. Orang Israel yang terus-menerus tidak taat kepada orang tuanya tidak diistimewakan untuk menikmati kehidupan yang panjang dan stabil di tanah Israel. Contoh yang jelas dari hal ini adalah anak-anak Eli, Hofni dan Phinehas 1 Samuel 411]. Janji itu diberikan kepada Israel di Perjanjian Lama, asas itu masih berlaku hari ini. Dan ini menegaskan adanya hubungan janji dengan perintah yang diberikan kepada anak, bahwa janji itu sekaligus sebagai pujian bagi anak-anak yang taat dan hormat kepada para orangtua mereka. Anak akan diakui kedudukan sebagai anak-anak yang taat dan hormat kepada orangtua, dan mereka akan mendapatkan âkebahagian selama hidup di bumi dan di surga.â Anak-anak akan menerima berkat rohani dalam Kristus, anak-anak akan menikmati kemantapan sosial dalam bermasyarakat yang sehat dan kuat. Anak yang mendapatkan pujian memupuk rasa percaya diri. Janji dalam perintah untuk menghasilkan karakter taat dan hormat bagi anak akan menuai hasil berupa pujian dari Allah, dan pujian dari para orang tua anak. Bagi anak-anak yang biasa dipuji, akan tumbuh rasa percaya diri yang besar. Tafsiran Efesus 61-3Efesus 61 âanak-anakâ tidak pasti usia berapa yang dirujuk disini. Dalam kehidupan orang Yahudi seorang laki-laki menjadi seorang pria, bertanggung jawab kepada hukum dan boleh menikah, pada usia 13 tahun yaitu, bar mitzvah seorang gadis menjadi pada usia 12 yaitu bath mitzvah. Dalam budaya Romawi anak laki-laki menjadi seorang pria pada usia 14, dalam kebudayaan Yunani, pada usia 18. âtaatilahâ ini merupakan istilah majemuk Yunani dari âmendengarâ dan âdi bawahâ . parallel kolosenya menambahkan âdalam segala halâ. Ketaatan ini pasti untuk jangka waktu tertentu masa kanak-kanak. Bahkan perintah ini harus diimbangi dengan Matius1034-39. Otoritas tertinggi bukanlah orangtua, tetapi Ilahi. âdalam Tuhanâ pencakupan ini memastikan bahwa konteksnya adalah rumah tangga Kristen. Konteks ini menyiratkan biak anak-anak Kristen dan orangtua Kristen. âHaruslah demikianâ Alkitab dengan jelas menyatakan hubungan pemberian Allah antara orang tua dan anak-anak. Keluarga yang kuat membentuk masyarakat yang kuat. Efesus 62 âhormatilahâ ini adalah sebuah present present active imperative. Ini adalah kutipan dari sepuluh perintah Allah. âhormatilahâ adalah istilah komersial yang berarti âmemberikan bobot yang pantas kepadaâ ini mencerminkan konsep PL bahwa apa yang adalah âberat/berbobotâadalah berharga. Orangtua harus dihormati dan dihargai oleh anak-anak Kristen. Tidak ada orangtua yang sempurna sebagaimana juga tidak ada anak yang sempurna. âAyahmu dan ibumuâ ini menunjukkan bahwa kedua tua layak untuk dihormati dan dihargai. âini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji iniâ kutipan dalam ayat Efesus 63 ini digunakan dalam ulangan dalam konteks yang berbeda. Ini bukan janji umur panjang untuk individu, tapi janji kebudayaan akan stabilitas sosial. Perhatikan bahwa Paulus, dengan mengutip sepuluh perintah Allah, menunjukkan bahwa hukum masih berlaku sejauh sebagai pedoman perwahyuan untuk orang Kristen tetapi tidak untuk keselamatan. Efesus 63 âdi bumi Paulus mengadaptasi kutipan PL dari âdi tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamuâ dan mengubahnya menjadi sebuah prinsip umum. Para penulis PB sering mengambil janji PL untuk Israel dan diadaptasi menjadi kebenaran kepada OrangtuaHai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam tuhan, karena haruslah demikian Efesus 61. Dalam terjemahan Yunani kata taat hupakou yang berarti to listen. Kata ini menjelaskan taat berarti harus mendengar dengan sikap yang benar yakni menyimak dengan seksama dan kemudian dilakukan. Mendengar nasihat dari orangtua, bukan hanya sambil lalu, melainkan dihayati dan dilakukan. Menaati orangtua merupakan suatu kewajaran alamiah. Perintah bahwa anak-anak wajib menaati orangtuanya adalah pernyataan khusus dari Allah, menjadi âhukum wajarâ yang ditulis Allah di hati nurani semua manusia. Hukum itu berlaku di setiap masyarakat, terlebih lagi di masyarakat Kristen. Seorang anak wajib menaati orangtuanya tak usah dipersoalkan, karena menaati orangtua adalah tuntunan akal sehat; kewajiban anak untuk menaati dan menghormati orangtua. Ketaatan ini memiliki standar yang tak ternilai oleh nalar manusia yang berdosa. Ketaatan kepada orangtua yang dimaksud merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Tuhan. Maka, dikatakan bahwa taatilah orangtuamu di dalam Tuhan. Alasan ini juga merupakan suatu penerapan tema dari seluruh bagian, yaitu ârendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan kristusâ Efesus 521. Inilah keharmonisan dalam keluarga yakni anak-anak taat kepada orangtua dalam Orang-tuaMeskipun zaman berisikan kemajuan dan kebebasan yang luar biasa, tetapi anak-anak supaya tetap mentaati orangtuanya di dalam Tuhan. Dalam terjemahan Yunani, hormat berarti timao yang berarti honour, value. Kata ini menjelaskan mengenai bagaimana sikap menghargai dan menghormati yang tidak hanya dimulut tetapi Nampak juga dalam perbuatan. Rasa hormat yang dilakukan kepada orangtua adalah suatu perintahdan itu merupakan salah satu butir hukum taurat yang dikutif Rasul Paulus. Menghormati orangtua berarti menghargainya waktu masih hidup. Menghargai orangtua pada waktu sehat dan sakit, bukan pada waktu mereka sudah mati. Sikap hormat anak kepada orang tua, tidak ditentukan oleh sebuah persyaratan, apakah orangtuanya baik atau tidak, tetapi merupakan sebuah keharusan karena sudah diperintahkan Tuhan dalam hukum Taat dan Hormat Kepada OrangtuaAkibat dari taat dan hormat kepada orangtua ada janji tuhan tentang kebahagiaan dan umur panjang akan mengkuti sepanjang hidup. Jadi, kebahagiaan dan umur panjang adalah akibat dari taat, maka tidak dapat dijadikan sebagai tujuan. Maka yang terkandung dari kata kebahagiaan dan panjang umur adalah Berbahagia terjemahan Yunani dari kata berbahagia adalah eu, artinya prosper. Kata ini menjelaskan mengenai kehidupan yang selalu berhasil dan menjadi dan makmur. Panjang umur terjemahan Yunani dari kata panjang umur adalah makrochronios, artinya long lived. Kata ini menjelaskan mengenai durasi yang panjang seorang hidup dalam dunia ini. Itulah berkat dari Allah bila kita mengasihi orang tua dengan tulus. Berkat dari Allah ini dapat terealisasi jika taat dan hormat yang dilakukan dengan benar sebagai respon kepada firman Bagi Anak-Anak Kristen pada Masa KiniMenghormati orang tua adalah mengingat sumber kita. Akhirnya, bila kita menelusuri kembali sumber kita, kita akan sampai kepada Allah. Karena itu, menghormati orang tua hampir sebanding dengan menjunjung Allah. Bila kita menjunjung Allah, kita akan menghormati orang tua kita. Untuk itu melaui Efesus 61-3 ini kita sebagai sebagai seorang anak memiliki tanggungjawab yaitu seorang anak yang taat kepada orang tua kita seperti kepada Tuhan, tidak dengan manipulasi atau kepalsuan tetapi dengan motif yang murni untuk kemuliaan Tuhan. Melalui ini juga kita diminta untuk mewujudkan hubungan yang istimewa ini sebagai gaya hidup orang Kristen yang sejati, sebagimana yang dicantumkan dalam Alkitab yakni taat dan kasih . Melalaui nas inilah kita sebagai anak harus menghormati orang tua kita selama orang tua masih hidup baik dalam keadaan sakit atau sehat. Di zaman sekarang ini memang banyak anak-anak yang kurang menghargai orangtua dan tidak taat kepada orangtuanya dan melalui inilah kita diingatkan untuk menghormati orangtua kita di dalam Tuhan dan melalui tulisan Paulus, seorang anak yang taat dan menghormati orangtua akan mendapat janji dari Allah yaitu berbahagia dan panjang umur di Menghormati orang tua kita adalah mengingat sumber kita. Akhirnya, bila kita menelusuri kembali sumber kita, kita akan sampai kepada Allah. Karena itu, menghormati orang tua hampir sebanding dengan menjunjung Allah. Bila kita menjunjung Allah, kita akan menghormati orang tua kita. 2. Selama seorang anak memang masih usia anak-anak, selama itu pula ia wajib taat kepada orang tuanya. Paulus mengingatkan bahwa ketaatan terhadap orang tua tidak hanya bagian dari komitmen kristiani melainkan juga suatu hal umum yang benar untuk dilakukan. Ketaatan yang demikian menurut Paulus adalah suatu keharusan atau barangkali lebih baik, sesuatu yang benar dan adil bagi Allah.
Rasa takut pada anak merupakan hal yang wajar, karena ia menemukan beragam hal baru. Sebagai orangtua, Anda harus membantu anak melawan rasa takut tersebut. Namun, bagaimana bila anak takut pada orangtua sendiri? Hal ini bisa terjadi karena sikap yang ditunjukkan orangtua. Tidak jarang, hal ini sengaja dilakukan agar anak bersikap patuh. Tepatkah hal ini dilakukan orangtua atau lebih baik menumbuhkan rasa hormat pada orang tua? Apa yang terjadi bila anak takut orangtua? Jim Taylor dari University of San Fransisco mengatakan, ketakutan yang ditanamkan pada anak hanya akan memberikan efek jangka pendek. Pada saat hal ini diterapkan, anak mungkin akan mematuhi apa yang orangtua inginkan. Namun perlu diketahui, ketakutan anak pada orangtua akan memberi efek buruk untuk jangka panjang. Rasa takut tersebut bisa menimbulkan stres, rasa tidak aman, kecemasan, dan sejumlah masalah psikologis, emosional, dan fisik lainnya. Ditambah lagi, anak dengan kondisi ini akan menerapkan hal yang sama saat dia menjadi orangtua nantinya. Anak pun cenderung berbohong untuk menghindari kemarahan mereka. Selain pada keluarga, kondisi ini juga bisa berdampak negatif pada anak di lingkungan sosialnya. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dengan emosi dan ketakutan bisa menggunakan cara yang sama dalam berinteraksi dengan temannya. Parahnya, anak bisa bersikap mengintimidasi bullying terhadap anak lain. Mendidik anak agar hormat pada orangtua, bukan merasa takut Menanamkan rasa takut dan hormat respect pada anak terhadap orangtua merupakan dua hal yang berbeda. Rasa takut berarti dipaksa, sementara hormat bisa didapat tanpa paksaan. Dengan tumbuhnya rasa hormat, anak akan senantiasa mendatangi orangtua bila membutuhkan bantuan, nasihat, atau dorongan, bahkan hingga mereka dewasa nanti.
kita berpuasa karena takut kepada orang tua